Kata Pengantar
Segala puji dan syukur
kehadirat Allah swt, karena dengan rahmat dan karunia-Nya penulis masih diberi
kesempatan untuk menyelesaikan karya ilmiah ini dengan tepat waktu.
Tidak lupa penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada dosen pengajar yang telah
memberikan banyak masukkan, kritik dan saran agar dapat menyelesaikan karya
ilmiah ini sebaik mungkin. Dan terima kasih juga kepada kedua orang tua dan teman-teman
penulis yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan karya ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa
dalam penulisan karya ilmiah ini masih banyak kekurangan baik dari segi
penulisan, isi maupun pemilihan ide. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran dari para pembaca yang dapat membangun penulis agar dapat
menulis karya ilmiah yang lebih baik lagi.
Dan penulis berharap,
semoga dengan adanya karya ilmiah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca baik
itu dari dosen pengajar, teman-teman kuliah dan seluruh pembaca yang sudah mau
menyempatkan diri untuk membaca karya ilmiah ini.
Terima kasih.
Medan,
18 April 2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring dengan kemajuan teknologi yang mengglobal telah
terpengaruh dalam segala aspek kehidupan baik di bidang ekonomi, politik,
kebudayaan, seni dan bahkan di dunia pendidikan. Kemajuan teknologi adalah
sesuatu yang tidak bisa kita hindari dalam kehidupan ini, karena kemajuan
teknologi akan berjalan sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan.
Setiap inovasi diciptakan untuk memberikan manfaat positif bagi
kehidupan manusia. Memberikan banyak
kemudahan, serta sebagai cara baru dalam melakukan aktifitas manusia. Khusus
dalam bidang teknologi informasi sudah menikmati banyak manfaat yang dibawa
oleh inovasi-inovasi yang telah dihasilkan dalam dekade terakhir ini. Namun
demikian, walaupun pada awalnya diciptakan untuk menghasilkan manfaat positif,
di sisi lain juga memungkinkan digunakan untuk hal negatif.
Kehadiran TIK dalam pendidikan bisa dimaknai dalam tiga paradigma,
yaitu (1) TIK sebagai alat atau berupa produk teknologi yang bisa digunakan
dalam pendidikan, (2) TIK sebagai konten atau sebagai bagian dari materi yang
bisa dijadikan isi dalam pendidikan, dan (3) TIK sebagai program aplikasi atau
alat bantu untuk manajemen pendidikan yang efektif dan efisien.
Ketiga paradigma tersebut disinergikan dalam sebuah kerangka
sumberdaya TIK yang secara khusus diposisikan dan diarahkan untuk mencapai visi
dan misi pendidikan di Indonesia. Di era globalisasi pendidikan, disadari
ataupun tidak, tantangan dunia pendidikan ke depan akan lebih berat. Oleh
karena itu, optimalisasi TIK menjadi salah satu alternatif solusi dalam
menopang dan menggerakkan dunia pendidikan di kancah persaingan global.
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, ada beberapa alasan
problematik yang melatarbelakangi pentingnya pemanfaatan TIK, terutama dalam
(1) meningkatkan mutu pendidikan di semua jenjang, (2) mengatasi kesenjangan
layanan pendidikan akibat kondisi geografis yang mana jika diabaikan akan
menimbulkan disparitas mutu layanan, dan (3) perubahan sosio-budaya masyarakat
yang bergerak dinamis, dan (4) memupuk rasa nasionalisme untuk menjaga kesatuan
dan persatuan bangsa.
B. Rumusan Masalah
Dari permasalahan yang
penulis angkat, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut
1. Bagaimana pengaruh
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
2. Bagaimana cara mengatasi
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi terhadap aktivitas pendidikan?
C. Tujuan Penulisan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Teknologi Menurut Para Ahli
Nana Syaodih S. (1997: 67) menyatakan bahwa sebenarnya sejak
dahulu teknologi sudah ada atau manusia sudah menggunakan teknologi. Kalau
manusia pada zaman dulu memecahkan kemiri dengan batu atau memetik buah dengan
galah, sesungguhnya mereka sudah menggunakan teknologi, yaitu teknologi
sederhana.
Terkait dengan teknologi, Anglin mendefinisikan teknologi sebagai
penerapan ilmu-ilmu perilaku dan alam serta pengetahuan lain secara bersistem
dan menyistem untuk memecahkan masalah. Ahli lain, Kast & Rosenweig menyatakan
Technology is the art of utilizing scientific knowledge. Sedangkan Iskandar
Alisyahbana (1980:1) merumuskan lebih jelas dan lengkap tentang definisi
teknologi yaitu cara melakukan sesuatu untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan
bantuan alat dan akal sehingga seakan-akan memperpanjang, memperkuat, atau
membuat lebih ampuh anggota tubuh, panca indera, dan otak manusia.
Menurut Iskandar Alisyahbana (1980) Teknologi telah dikenal
manusia sejak jutaan tahun yang lalu karena dorongan untuk hidup yang lebih
nyaman, lebih makmur dan lebih sejahtera. Jadi sejak awal peradaban sebenarnya
telah ada teknologi, meskipun istilah “teknologi belum digunakan. Istilah
“teknologi” berasal dari “techne “ atau cara dan “logos” atau pengetahuan.
Jadi secara harfiah teknologi dapat diartikan pengetahuan tentang
cara. Pengertian teknologi sendiri menurutnya adalah cara melakukan sesuatu
untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan bantuan akal dan alat, sehingga
seakan-akan memperpanjang, memperkuat atau membuat lebih ampuh anggota tubuh,
pancaindra dan otak manusia.
Sedangkan menurut Jaques Ellul (1967: 1967 xxv) memberi arti
teknologi sebagai” keseluruhan metode yang secara rasional mengarah dan
memiliki ciri efisiensi dalam setiap bidang kegiatan manusia.
B. Teknologi
Informasi dan Komunikasi (TIK)
Di era globalisasi peranan TIK menjadi semakin penting digunakan
untuk mengungkapkan data dan fakta menjadi sebuah informasi yang bisa
dimanfaatkan. Kontribusi TIK tidak terlepas dari suatu tanggung jawab agar data
dan fakta pendidikan dapat dikumpulkan, dikelola, disimpan, diteliti,
dibuktikan dan disebarkan agar masyarakat mendapatkan informasi penting dengan
benar secara efektif dan efisien.
TIK pada hakikatnya adalah alat untuk mendapatkan nilai tambah
dalam menghasilkan suatu informasi yang cepat, lengkap, akurat, transfaran dan
mutakhir. Salah satu manfaat yang dapat dirasakan dalam kontribusi TIK adalah
teknologi internet. Internet sebagai media informasi telah memberikan peluang
bagi setiap orang.
Pengenalan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), diharapkan
dapat membuat perubahan pesat dalam kehidupan yang mengalami penambahan dan
perubahan dalam penggunaan beragam produk TIK. Melalui perangkat Teknologi
Informasi dan Komunikasi, kita bisa mencari, mengeksplorasi, menganalisis, dan
saling tukar informasi secara efisien dan efektif.
TIK akan memudahkan kita, mendapatkan ide dengan cepat dan
bertukar pengalaman dari berbagai kalangan. Dengan demikian, diharapkan
dapat mengembangkan sikap inisiatif dan kemampuan belajar mandiri, sehingga
kita dapat memutuskan dan mempertimbangkan sendiri kapan dan dimana penggunaan
TIK secara tepat dan optimal, termasuk implikasinya saat ini dan dimasa yang
akan datang.
Teknologi Informasi dan Komunikasi mencakup dua aspek, yaitu
Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi. Teknologi Informasi, meliputi
segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu,
manipulasi, dan pengelolaan informasi. Sedangkan Teknologi Komunikasi merupakan
segala hal yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan
mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya.
Oleh karena itu, Teknologi Informasi dan Teknologi Komunikasi
adalah suatu padanan yang tidak terpisahkan yang mengandung pengertian
luas tentang segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, manipulasi,
pengelolaan, dan transfer/pemindahan informasi antar media. Secara khusus,
tujuan mempelajari Teknologi Informasi dan Komunikasi adalah:
1. Menyadarkan
kita akan potensi perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang terus
berubah sehingga termotivasi untuk mengevaluasi dan mempelajari teknologi ini
sebagai dasar untuk belajar sepanjang hayat.
2. Memotivasi
kemampuan kita agar bisa beradaptasi dan mengantisipasi perkembangan TIK,
sehingga bisa melaksanakan dan menjalani aktifitas kehidupan sehari hari secara
mandiri dan lebih percaya diri.
3.Mengembangkan
kompetensi kita dalam menggunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk
mendukung kegiatan belajar, bekerja, dan berbagai aktifitas dalam kehidupan
sehari hari.
4. Mengembangkan
kemampuan belajar berbasis TIK, sehingga proses pembelajaran dapat lebih
optimal, menarik, dan mendorong kita lebih terampil dalam berkomunikasi,
terampil mengorganisasi informasi, dan terbiasa bekerjasama.
5. Mengembangkan
kemampuan belajar mandiri, berinisiatif, inovatif, kreatif, dan bertanggung
jawab dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk pembelajaran,
bekerja, dan pemecahan masalah sehari hari.
C. Implementasi TIK
(ICT) dalam dunia pendidikan
Tidak bisa dipungkiri, keberadaan komputer saat ini bukan lagi
merupakan barang mewah, Alat ini sudah digunakan di berbagai bidang pekerjaan,
termasuk dalam dunia pendidikan.
Saat ini jumlah guru yang ada adalah 2.692.217, dari jumlah
trsebut yang memenuhi syarat sertifikasi 727.381 orang atau sekitar 27%,
sehingga diperlukan sekitar 1.964.836 atau 73% guru yang harus itingkatkan
kualifikasi pendidikan dan profesionalismenya. Dan yang juga menjadi masalah
adalah rendahnya tingkat pemanfaatan ICT di sekolah (Digital Divide) ICT dapat
menunjang optimalisasi sekolah, karena potensi ICT cukup besar, diantaranya
(1).Memperluas kesempatan belajar, (2) Meningkatkan efisiensi, (3) Meningkatkan
kualitas belajar, (4) Meningkatkan kualitas mengajar, (5) Memfasilitasi
pembentukan keterampilan, (6) Mendorong belajar sepanjang hayat berkelanjutan,
(7) Meningkatkan perencanaan kebijakan dan manajemen, (8) Mengurangi
kesenjangan digital. Begitu besar peran ICT dalam pendidkan sehingga secara
khusus pemerintah dalam Pustekkom Diknas membagi peran ICT di sekolah modern
menjadi 7 peran sekaligus sebagi pilar pendidikan. Ke-7 peran ICT tersebut
yaitu
1. ICT sebagai gudang ilmu pengetahuan. Artinya dengan ICT
sumber ilmu pengetahuan menjadi begitu kaya bahkan melimpah, baik ilmu
pengetahuan inti (core content) dalam pelajaran sekolah maupun
sebagai materi pengaya pembelajaran (content suplement).Pada fungsi
ini internet memiliki peran besar sebagai sumber ilmu pengetahuan yang dapat
diakses secara luas yang didalamnya telah terkoneksi dengan ribuan perpustakaan
digital, jutaan artikel/jurnal, jutaan e-book, dan lan-lain.
2. ICT sebagai alat bantu pembelajaran. Artinya bahwa
pembelajaran saat ini lebih mudah dengan bantuan ICT, untuk menghadirkan dunia
di kelas dan dapat disajikan kepada seluruh siswa melalui peralatan ICT seperti
multimedia dan media pembelajaran hasil olahan komputer seperi poster, grafik,
foto, gambar, display, dan media grafis yang lainnya. Pemanfaatan CD Interaktif,
Video Pembelajaran, Multimedia presentasi, e-learning termasuk pada bagian ini.
3. ICT sebagai fasilitas pendidikan. Dalam hal ini ICT
sebagai saran yang melengkapi fungsi sekolah sebagai lembaga pendidikan,
terutama fasilitasfasilitas yang bernuansa elektronik seperti labolatorium
komputer, peralatan di laboratorium bahasa, raung multimedia, studio rekaman
suara, studio musik, studio produksi video dan editing.
4. ICT sebagai standar kompetensi. Artinya ICT
sebagai mata pelajaran yang kita kenal Mata Pelajaran TIK. Mata pelajaran ini
berisi standar kompetensi.
Selain peran TIK diatas,
terdapat pendapat lain tentang peranan TIK dalam pendidikan yaitu :
1. TIK sebagai
Keterampilan (skill) dan Kompetensi :
a. Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
b. Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
c. Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
d. Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
a. Setiap pemangku kepentingan harus memiliki kompentensi dan keahlian menggunakan TIK untuk pendidikan.
b. Informasi merupakan “bahan mentah” dari pengetahuan yang harus diolah melalui proses pendidikan.
c. Membagi pengetahuan antar satu peserta didik dengan yang lainnya bersifat mutlak dan tidak berkesudahan.
d. Belajar mengenai bagaimana cara belajar yang efektif dan efisien bagi pendidik, peserta didik, dan stakeholder.
e. Belajar
adalah proses seumur hidup yang berlaku bagi setiap individu atau manusia.
2. TIK sebagai
Infrastruktur Pendidikan
a. Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
b. Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
c. Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
d. Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
e. “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
a. Saat ini, bahan ajar banyak disimpan dalam format digital dengan model yang beragam seperti multimedia.
b. Para pendidik, instruktur dan peserta didik secara aktif bergerak dari satu tempat ke tempat lainnya.
c. Proses pendidikan seharusnya dapat dilakukan dimana dan kapan saja.
d. Perbedaan letak geografi seharusnya tidak menjadi batasan pendidikan.
e. “The network is the school” akan menjadi fenomena baru di dalam dunia pendidikan.
3. TIK sebagai Sumber
Bahan Belajar
a. Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
b. Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
c. Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
d. Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
e. Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
a. Ilmu pengetahuan berkembang sedemikian cepatnya.
b. Pendidik yang hebat tersebar di berbagai belahan dunia.
c. Buku-buku, bahan ajar, dan referensi diperbaharui secara kontinyu.
d. Inovasi memerlukan kerjasama pemikiran.
e. Tanpa teknologi, proses peserta didikan yang “up-to-date” membutuhkan waktu yang lama.
4. TIK sebagai Alat
Bantu dan Fasilitas Pendidikan
a. Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
b. Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
c. Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
d. Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
e. Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
a. Penyampaian pengetahuan seharusnya mempertimbangkan konteks dunia nyatanya.
b. Memberikan ilustrasi berbagai fenomena ilmu pengetahuan untuk mempercepat penyerapan bahan ajar.
c. Peserta didik diharapkan melakukan eksplorasi terhadap pengetahuannya secara lebih bebas dan mandiri.
d. Akuisisi pengetahuan berasal dari interaksi antarpeserta didik dan pendidik.
e. Rasio antara pendidik dan peserta didik tidak dibatasi tergantung pada proses dan pemberian fasilitas.
5. TIK sebagai Pendukung
Manajemen Pendidikan
a. Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
b. Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
c. Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
d. Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
e. Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
a. Setiap individu memerlukan dukungan pendidikan tanpa henti setiap harinya.
b. Transaksi dan interaksi interaktif antar-stakeholder memerlukan pengelolaan back-office yang kuat.
c. Kualitas layanan pada pengelolaan administrasi pendidikan seharusnya ditingkatkan secara bertahap.
d. Orang merupakan sumber daya yang sangat bernilai sekaligus terbatas dalam institusi.
e. Munculnya keberadaan sistem pendidikan inter dan antar organisasi.
6. TIK sebagai Sistem
Pendukung Keputusan
a. Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
b. Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
c. Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
d. Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
e. Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
a. Setiap individu memiliki karekteristik dan bakat masing-masing dalam pendidikan.
b. Pendidik seharusnya meningkatkan kompetensi dan keterampilan pada berbagai bidang ilmu.
c. Sumber daya terbatas, pengelolaan yang efektif seharusnya dilakukan.
d. Institusi seharusnya tumbuh dari waktu ke waktu dalam hal jangkauan dan kualitas.
e. Pemerintah seharusnya memiliki pengetahuan tentang profil institusi pendidikan.
Saat ini Depdiknas
mempunyai program pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi secara besar
besaran. Ada tiga posisi penting Depdiknas dalam program pengembangan TIK,
yaitu:
1. Bidang
kejuruan, TIK menjadi salah satu jurusan di SMK. Pengembangan TIK secara teknis
baik hardware dan software masuk dalam kurikum pendidikan. Dibentuknya ICT
center di seluruh Indonesia. Untuk menghubungkan sekolah sekolah di sekitar ICT
center dibangun WAN (Wireless Area Network) Kota.
2. Pustekkom,
sebagai salah satu ujung tombak dalam pengembangan TV pendidikan interaktif, E
learning dan E SMA. Program ini bertujuan untuk mempersempit jurang perbedaan
kualitas pendidikan antara kota besar dengan daerah.
3. Jardiknas
(Jejaring Pendidikan Nasional), bertujuan untuk mengintegrasikan kedua program
di atas agar terbentuk sebuah jaringan yang menghubungkan semua sekolah di
Indonesia. Sehingga diperkirakan di masa depan semua sekolah di Indonesia akan
terkoneksi dengan internet. Melihat program yang diadakan oleh Depdiknas kita
bisa memanfaatkan fasilitas tersebut karena bersifat terbuka.
Pengembangan TIK untuk
mendukung peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah sesuatu yang mutlak.
Dalam Renstra Departemen Pendidikan Nasional tahun 2005-2009, program
pengembangan TIK bidang pendidikan akan dilaksanakan melalui tahap-tahap
sebagai berikut.
1. Tahap pertama
meliputi (a) merancang sistem jaringan yang mencakup jaringan internet, yang
menghubungkan sekolah-sekolah dengan pusat data dan aplikasi, serta jaringan
internet sebagai sarana dan media komunikasi dan informasi di sekolah, (b)
merancang dan membuat aplikasi database, (c) merancang dan membuat aplikasi
manajemen untuk pengelolaan pendidikan di pusat, daerah, dan sekolah, dan (d)
merancang dan membuat aplikasi pembelajaran berbasis web, multimedia, dan
interaktif.
2. Tahap kedua meliputi
(a) melakukan implementasi sistem pada sekolah-sekolah di Indonesia yang
meliputi pengadaan sarana/prasarana TIK dan pelatihan tenaga pelaksana dan guru
dan (b) merancang dan membuat aplikasi pembelajaran.
3. Tahap ketiga dan
keempat adalah tahap memperluas implementasi sistem di sekolah-sekolah.
Uraian di atas lebih berfokus pada tahapan-tahapan yang diharapakan dilakukan Depdiknas dalam kurung waktu tahun 2005-2009 dalam rangka pengembangan TIK dalam pendidikan. Dalam merealisasikan rencana ini, Depdiknas membangun ICT Center Kabupaten/Kota melalui Program Jardiknas yang terdiri atas jaringan komputer, internet, dan TV Edukasi. ICT Center ini akan terkoneksi dengan sekolah-sekolah dan kantor dinas pendidikan. Selain itu, guru perlu juga diperlengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang cukup untuk menggunakan perangkat TIK. Untuk itu, manajemen sekolah perlu mengetahui kesiapan dan pelatihan TIK yang dibutuhkan guru.
D. Dampak TIK terhadap aktivitas pendidikan
Tahukah kita selain membawa manfaat yang besar Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) juga mempunyai pengaruh buruk yang besar pula pada
perkembangan generasi anak bangsa. Saat ini perangkat yang paling mempengaruhi
anak pelajar Indonesia saat ini antara lain :
1. Komputer
2. Handphone
3. MP4
player
4. Game
Console
5. Media
tontonan seperti Televisi dan Film
Namun kali ini kita akan membahas salah satu diantaranya yaitu
pengaruh buruk Teknologi Komputer. Pengaruh positif atau negatif yang bisa
muncul dari alat ini tentu saja lebih banyak tergantung dari pemanfaatannya.
Bila anak-anak dibiarkan menggunakan komputer secara sembarangan, pengaruhnya
bisa jadi negatif. Sebaliknya, komputer akan memberikan pengaruh positif bila
digunakan dengan bijaksana, yaitu membantu pengembangan intelektual dan motorik
anak.
Pengaruh buruk lewat internet
Mampu mengakses internet
sesungguhnya merupakan suatu awal yang baik bagi pengembangan wawasan anak. Penulisngnya,
anak juga terancam dengan banyaknya informasi buruk yang membanjiri internet.
Melalui internetlah berbagai materi bermuatan seks, kekerasan, dan lain-lain
dijajakan secara terbuka dan tanpa penghalang. Sebuah studi yang menunjukkan
bahwa satu dari 12 anak di Canada sering menerima pesan yang berisi muatan
seks, tawaran seks, saat tengah berselancar di internet.
Pengaruh Buruk Terlalu Sering Bermain Komputer
Kecanduan bermain
komputer ditengarai memicu anak menjadi malas menulis, menggambar atau pun
melakukan aktivitas sosial. Kecanduan bermain komputer bisa terjadi terutama
karena sejak awal orangtua tidak membuat aturan bermain komputer. Seharusnya,
menurut Rizal, orangtua perlu membuat kesepakatan dengan anak soal waktu
bermain komputer. Misalnya, anak boleh bermain komputer sepulang sekolah
setelah selesai mengerjakan PR hanya selama satu jam. Waktu yang lebih longgar
dapat diberikan pada hari libur.
Pengaturan waktu ini
perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah
satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan
secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia
yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan
baik.
* Menimbang untung
ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung
pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain
komputer.
* Selain itu juga pihak
sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi
dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai
pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam
mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak
Bangsa.
Sadar atau tidak sadar
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap
Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa
perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
E.
Permasalahan dan Solusi internet dalam dunia Pendidikan
Kendala bidang pendidikan ini dapat diatasi dengan adanya internet
yang bisa diakses oleh peserta didik di perguruan tinggi. Berbagai macam
informasi seperti perpustakaan online, jurnal online, majalah, dan bahkan
buku-buku teks yang dapat di-download gratis dari berbagai situs yang ada dalam
dunia internet. Mahasiswa bisa mencari apapun yang berkaitan dengan materi
perkuliahan disampaikan dosen di kelas, untuk memperbandingkan, memperkaya
pengetahuan, dan mencari sesuatu yang memerlukan kejelasan dan pemahaman
mendalam.
Permasalahan selalu timbul dalam dunia pendidikan adalah
kekurangan informasi dan referensi akibat terbatasnya jumlah sarana belajar.
Ketersediaan buku – buku di perpustakaan terutama pada lembaga pendidikan
swasta cukup memprihatinkan dan sangat jauh dari harapan jika yang menjadi
tujuan adalah melahirkan sarjana-sarjana berkualitas dari universitas.
Namun pada praktiknya, sosialisasi internet bagi dunia pendidikan
tidak semudah yang dibayangkan dan diharapkan banyak pihak, menurut Rahardjo
(2001), terbatasnya pemanfaatan teknologi informasi ini dipengaruhi oleh
beberapa hal, diantaranya kurangnya penguasaan bahasa Inggris, kurangnya sumber
informasi dalam bahasa Indonesia, mahalnya biaya akses internet, dan
ketidaksiapan tenaga pendidik.
Faktor pertama, merupakan permasalahan utama dalam memanfaatkan
segala teknologi hasil karya masyarakat Barat. Produk-produk teknologi yang
sampai ke tangan masyarakat dunia umumnya menggunakan komunikasi berbahasa
Inggris sehingga menyulitkan bagi para pengguna seperti mahasiswa Indonesia
yang Jurnal Ilmiah umumnya masih memiliki kemampuan rendah dalam bahasa asing,
sedangkan banyak informasi-informasi dan ilmu pengetahuan direkayasa dalam
bahasa internasional tersebut.
Faktor kedua, keterbatasan informasi dan ilmu pengetahuan dalam
bahasa Indonesia, menjadi salah satu penyebab rendahnya penggunaan internet
dalam negeri. Kesadaran masyarakat Indonesia untuk berbagi ilmu pengetahuan
masih sangat rendah dibanding di luar negeri. Informasi masih dianggap suatu
hal pribadi dan berharga mahal yang tidak dapat diakses oleh seluruh orang,
menjadikan pengetahuan hanya berkembang untuk diri pribadi dan komunitas
tertentu saja.
Faktor ketiga, adalah kendala mahalnya biaya untuk menggunakan
internet di dalam negeri. Untuk mengakses internet pribadi dengan menggunakan
jaringan telepon milik pemerintah seseorang harus mengeluarkan biaya hampir
sepuluh ribu rupiah per jam sehingga membatasi pemanfaatan internet tersebut.
Solusi ini dapat dipecahkan dengan menggunakan internet pada warung-warung
internet dengan biaya yang lebih murah antara dua ribu sampai tiga ribu rupiah
per jam. Namun masih saja terlalu mahal untuk seorang mahasiswa apabila harus
menggunakan dalam frekuensi tinggi (selalu mengakses).
Faktor terakhir, permasalahan dari tenaga pendidik itu sendiri
yang masih belum siap menggunakan teknologi internet dalam proses pengajarannya
akibat kurangnya kemampuan dosen dalam bidang ini. Seorang dosen tidak akan
pernah menyarankan kepada mahasiswa memperkaya wawasan dengan fasilitas
internet akibat kekurangmampuannya sendiri. Dampak akhir yang terjadi mahasiswa
tidak akan termotivasi untuk mengembangkan diri jika dosen tidak pernah
menyarankan pemanfaatan sumber ilmu non formal tersebut.
Masalah terpenting dari sekian faktor penghambat di atas terletak
pada faktor ketiga dan keempat yakni mahalnya biaya akses dan keterbatasan
dosen. Jika kendala bahasa tidak menjadi masalah, lambat laun mahasiswa akan
terus belajar dengan sendirinya dengan tingginya frekuensi penggunaan internet,
sehingga mereka akan lebih memahami penguasaan istilah-istilah asing dari
internet tersebut. Sumber motivator utama dari dosen adalah faktor terpenting
dalam mensosialisasikan kegiatan penunjang pembelajaran. Misalnya untuk
melengkapi informasi tentang sebuah kajian masalah di dalam kelas, mahasiswa
dianjurkan untuk membuka homepage milik dosen, atau mengakses situs-situs lain
yang disarankan dosen.
Dari segi mahalnya biaya kendala ini dapat diatasi dengan berperan
penting lembaga pendidikan/universitas untuk mengembangkan sistem pembelajaran
internet dengan membangun sebuah jaringan internet di lembaga pendidikan,
menyediakan sarana penyewaan dengan biaya yang lebih murah dibanding warung
internet milik penguasaha bisnis.
Pengaturan waktu ini
perlu dilakukan agar anak tidak berpikir bahwa bermain komputer adalah
satu-satunya kegiatan yang menarik bagi anak. Pengaturan ini perlu diperhatikan
secara ketat oleh orangtua, setidaknya sampai anak berusia 12 tahun. Pada usia
yang lebih besar, diharapkan anak sudah dapat lebih mampu mengatur waktu dengan
baik.
* Menimbang untung
ruginya mengenalkan komputer pada anak, pada akhirnya memang amat tergantung
pada kesiapan orangtua dalam mengenalkan dan mengawasi anak saat bermain
komputer.
* Selain itu juga pihak
sekolah harus ikut andil dalam memberikan pengarahan terbaik agar siswa/siswi
dapat mempergunakan Teknologi Informasi dan Komunikasi ke arah yang positif.
* Pemerintah sebagai
pengendali semua sistem penyedia Informasi harusnya lebih aktif dalam
mengontrol penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Generasi Anak
Bangsa.
Sadar atau tidak sadar
Teknologi Informasi dan Komunikasi telah membawa perubahan besar terhadap
Generasi Penerus Bangsa, hanya tinggal kita yang bisa atau tidak membawa
perubahan itu ke arah yang positif atau negatif.
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
Ilmu pengetahuan dan
teknologi berkembang terus, bahkan dewasa ini berlangsung dengan pesat.
Perkembangan itu bukan hanya dalam hitungan tahun, bulan, atau hari, melainkan
jam, bahkan menit atau detik, terutama berkaitan dengan teknologi informasi dan
komunikasi yang ditunjang dengan teknologi elektronika. Pengaruhnya meluas ke
berbagai bidang kehidupan, termasuk bidang pendidikan.
Pengaruh perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat ini memberikan dampak positif
dan dampak negatif. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak
positif dengan semakin terbuka dan tersebarnya informasi dan pengetahuan dari dan
ke seluruh dunia menembus batas ruang dan waktu. Dampak negatifnya yaitu
terjadinya perubahan nilai, norma, aturan, atau moral kehidupan yang
bertentangan dengan nilai, norma, aturan, dan moral kehidupan yang dianut
masyarakat.
Menyikapi keadaan ini, maka peran pendidikan sangat penting untuk
mengembangkan dampak positif dan memperbaiki dampak negatifnya. Pendidikan
tidak antipati atau alergi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
namun sebaliknya menjadi subyek atau pelopor dalam pengembangannya.
DAFTAR PUSTAKA
Gairola, C. M.
(2004). Information and Communications Technology for
Development. New Delhi: Elsevier.
S.P.Hariningsih. 2005.
Teknologi Informasi. Penerbit Graha Ilmu.
Yuhetty, H.
(n.d.). ICT and Education in Indonesia. Retrieved 11 20, 2008,
fromhttp://www.lib.itb.ac.id/: http://www.lib.itb.ac.id/~mahmudin/e-list/Indonesia-ICT-paper.pdf
Munir. (2009).
Pembelajaran Jarak Jauh Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung,
Penerbit:Alfabeta.
Munir. (2008). Kurikulum
Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung, Penerbit:Alfabeta.
http://www.wikipedia.org
http://www.google.co.id